Saturday, January 29, 2011

Tangisan Ibu


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa Ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?” Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.”Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,
“Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.
Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan syurga.

Friday, January 28, 2011

Insan bernama kekasih

Debar hatiku membisik rindu
Ingin aku jadikan kau gadis idaman
Adakah mungkin kau kumiliki
Untuk aku katakan insan bernama kekasih
Keayuan yang tergambar lukisan nur iman
Bertemankan keindahan santun perkataan
Bagai putih salju mendinginkan hangat perasaan
Terukir segala resah di jiwa
Ku ucapkan salam ucapan mesra
dan merisik khabar berita
Masihkah ada peluang
Untukku melafaz kesyukuran
Umpama rembulan jatuh ke riba
Mendengar khabaran dariNya
Padaku kau memendam rasa
PadaMu oh tuhan
Ku memohon keredhaan
Nur Kasih yang ku damba
Kekal hingga ke syurga
Hanya satu yang ku pinta kebaikan dariNya
Moga dipeliharakan tulus cinta kita
Agar kukuh ikatan yang murni bahgia selamanya
Dengan lafaz pernikahan yang mulia
Datanglah kasihku dalam dirimu
Menghiasi ruang hatimu
Akan ku sambutnya dengan
Sujud penuh kesyukuran
Ku harap jalinan kan berpanjangan
Selagi kasih yang terbina
Kerana cinta kepadaNya
Kau kusayangi teman sejati
Dikaulah sesungguhnya
Insan bernama Kekasih

Ibu, Kau inspirasiku!!!! ♥♥♥





Ibu,Saatku terbangun kulihat kau telah duduk diatas sajadahmu♥
Berdialog dengan khusu’ di tengah malam yang syahdu.♥
Menceritakan aku serta adik, kakak dan juga suamimu kepada Rabb-mu♥
Meminta agar kami diberikan yang terbaik dalam hidup yang penuh nafsu♥

Ibu,Pagi buta kau telah memasak untukku♥
Menyiapkan sarapan dan bekal untuk kuliahku♥
Menyiapkan sarapan untuk anak serta suamimu♥
Meskipun kulihat wajahmu letih namun kau tak pernah mengeluh♥

Ibu,Saat rezeki datang kau tak segan-segan memberikannya padaku♥
Mencukupi semua kebutuhanku ♥
Memanjakan aku dengan barang-barang yang terbaik♥
Meskipun terkadang kulihat didompetmu tak cukup banyak yang tedapat♥

Ibu,Saat kau sakit kau tak pernah mengeluh padaku♥
Kau hanya akan tidur berpura-pura tak terjadi apa-apa♥
Saat kuraba keningmu suhumu sangat panas♥
Tapi kau bilang tak apa-apa♥


Ibu,Saat aku sedang bermasalah♥
Kau sungguh tahu keadaanku
Kau mencoba menghiburku♥
Memberikan nasihat-nasihat yang syahdu♥

Ibu,Mungkin kah aku bisa sepertimu♥
Mungkin kah aku bisa memanjakan anak serta suamiku kelak seperti kau memanjakan kami♥

Ibu,Kehadiranmu telah menggugah relung hatiku♥
Untuk menjadi wanita tangguh♥
Berjuang diatas negeri yang rapuh♥
Akan kucoba menjadi seperti dirimu Ibu♥
Untuk keluargaku dan masa depanku♥